Tim rukyat Husainiyah Cakung mengaku
berhasil melihat hilaal pada Senin 8 Juli 2013 pukul 17:52 WIB di titik
observasi mereka, di kawasan Cakung (Jakarta). Mereka (terdiri dari tiga
orang) mengaku menyaksikan hilaal selama 1,5 menit dengan mata saja
(tanpa alat bantu optik). Namun laporannya kemudian tidak diterima dalam
forum sidang isbat penetapan awal Ramadhan 1434 H di Indonesia.
Mengapa ditolak? Sederhana saja. Karena
pada jam dan menit yang mereka nyatakan sebagai saat hilaal terlihat,
ternyata Bulan sudah terbenam alias tidak lagi berada di atas cakrawala.
Jadi tidak butuh analisis yang rumit-rumit untuk menyatakan bahwa obyek
yang mereka lihat jelas bukan Bulan.
Simulasi berbasis Starry Night (yang
telah terbukti akurasinya kala dibandingkan dengan fenomena alamiah
seperti gerhana Matahari dan Gerhana Bulan) dengan titik amat Jakarta
pada elevasi 10 m dari paras air laut rata-rata menunjukkan, saat
sebagian Matahari mulai memasuki cakrawala barat (pada pukul 17:45 WIB),
di langit Jakarta memang masih ada Bulan, meski ketinggiannya sangat
rendah. Dan Bulan kemudian menyusul terbenam sempurna pada pukul 17:48
WIB. Sehingga jika ada yang menyatakan melihat hilaal pada pukul 17:52
WIB dan penglihatan berlangsung selama 1,5 menit (yang berarti terjadi
antara pukul 17:50 hingga 17:52 WIB), maka jelas, bukan Bulan yang
mereka lihat.
Sebagai pembanding dari tim Husainiyah
ini, pada titik rukyat Cakung juga terdapat dua tim rukyat lain yang
berbeda, masing-masing dari Kementerian Agama dan LAPAN. Kedua tim
memperlengkapi diri dengan teleskop berpenjejak otomatik dan
instrumen-instrumen pendukung. Namun keduanya melaporkan, tak ada obyek
yang serupa seperti yang dilihat tim lainnya. Ini sekaligus sebagai
verifikasi bahwa apa yang disaksikan tim Husainiyah bukanlah Bulan.
Jadi mengapa laporan Cakung ditolak? Karena yang dilihat bukan Bulan
Adapun kesaksian di Cakung yang katanya 3
orang melihat Hilal, yaitu HM.Labib, S.Pdi, Nabil, dan Afriyanto, ana
sudah pernah bertemu dengan 3 orang tersebut tetapi sangat disayangkan
demi Allah ana menyaksikan sendiri bahwa mereka masih suka merokok dan
minum dengan tangan kiri sambil berdiri jelas ini bukan adab islam
bagaimana mungkin kesaksiannya akan diterima sedangkan Imam Bukhori
Rohimahullah ketika akan mengambil hadits dari seorang perawi namun
karena ahlaqnya buruk beliau tidak jadi mengambil hadits darinya apalagi
yang suka merokok yang sudah jelas-jelas keharamannya lebih tidak
diterima lagi. Memang Cakung dari tahun ketahun mengambil sikap beda
dengan pemerintah alias yang penting beda dengan pemerintah padahal di
wilayah lainnya selain Cakung tidak bisa melihat hilal, ini adalah hal
yang muskil dan aneh, dan yang lebih menggelikan lagi ketika ditanya
kepada mereka apa yang menjadikan mereka seringnya bisa melihat hilal
kemudian salah seorang dari mereka menjawab kami tidak hanya melihat
dengan kasat mata tetapi juga dengan mata bathin, subhaanallah
nas’alullaha al’aafiyah
Ana ingatkan dengan hadits Rasulullah
Shalallahu ‘alaihi wassalam bahwa sumpah atau kesaksian seseorang tidak
menjamin keabsahan suatu perkara, apalagi sumpah atau kesaksian dari 3
orang petugas ru’yatul hilal di Cakung
صحيح مسلم ٤٦٠١: و حَدَّثَنِي
الْحَسَنُ بْنُ عَلِيٍّ الْحُلْوَانِيُّ حَدَّثَنَا أَزْهَرُ بْنُ سَعْدٍ
السَّمَّانُ عَنْ ابْنِ عَوْنٍ عَنْ إِبْرَاهِيمَ عَنْ عَبِيدَةَ عَنْ
عَبْدِ اللَّهِ
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِي ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ فَلَا أَدْرِي فِي الثَّالِثَةِ أَوْ فِي الرَّابِعَةِ قَالَ ثُمَّ يَتَخَلَّفُ مِنْ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ تَسْبِقُ شَهَادَةُ أَحَدِهِمْ يَمِينَهُ وَيَمِينُهُ شَهَادَتَهُ
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِي ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ فَلَا أَدْرِي فِي الثَّالِثَةِ أَوْ فِي الرَّابِعَةِ قَالَ ثُمَّ يَتَخَلَّفُ مِنْ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ تَسْبِقُ شَهَادَةُ أَحَدِهِمْ يَمِينَهُ وَيَمِينُهُ شَهَادَتَهُ
Shahih Muslim 4601: Dan telah
menceritakan kepadaku Al Hasan bin ‘Ali Al Hulwani; Telah menceritakan
kepada kami Azhar bin Sa’ad As Samman dari Ibnu ‘Aun dari Ibrahim dari
‘Abidah dari ‘Abdullah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beliau
bersabda: “Sebaik-baik manusia adalah generasiku, kemudian generasi
setelahnya, kemudian generasi setelahnya lagi, -aku tidak tahu- beliau
menyebutkan generasi setelah beliau tiga kali atau empat kali.- lalu
beliau bersabda lagi: ‘kemudian akan datang generasi setelah mereka yang
mana persaksian salah seorang dari mereka mendahului sumpahnya, atau
sumpahnya mendahului persaksiannya“. (sumber dari :ma’rufin sudibyo, Prof. thomas jamaluddin &akhi supriyadi ) petrus golosae • a day ago dalam komen di http://www.voa-islam.com/news/indonesiana/2013/07/08/25775/pemerintah-abaikan-saksi-hilal-di-Cakung-meski-telah-disumpah/
(nahimunkar.com)