Sabtu, 05 Januari 2013

BETAPA MULIANYA SHALAT TAHAJJUD

tahjudQiyamul lail adalah kebiasaan orang-orang shalih sebelum kita. Ia merupakan perdagangan bagi orang-orang yang beriman yang tidak akan merugi. Pada qiyamul lail seorang mukmin menyepi dengan Allah ta’ala di malam hari. Ia hadapkan wajahnya kepada pencipta alam semesta untuk diadukan seluruh persoalannya baik dunia dan akhirat.
Sungguh tidak pantas bagi kita untuk mengadukan berbagai permasalahan hidup pada manusia, sementara kita tidak pernah mengadukannya kepada Allah ta’ala. Kesempitan rizki kita, jodoh yang tak kunjung datang, momongan yang tak kunjung diberi, dan permasalahan-permasalahan lainnya. Padahal Allah ta’ala senang jika hambanya mengadukan seluruh permasalahan kepada-Nya. Ia pasti mengabulkan do’a seorang hamba, apa lagi dilakukan setelah tahajjud pada sepertiga malam akhir. Rasulullah sallallahu alaihi wasallam bersabda ;
إِنَّ فِى اللَّيْلِ لَسَاعَةً لاَ يُوَافِقُهَا رَجُلٌ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللَّهَ خَيْرًا مِنْ أَمْرِ الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ إِلاَّ أَعْطَاهُ إِيَّاهُ وَذَلِكَ كُلَّ لَيْلَةٍ
“Di malam hari terdapat suatu waktu yang tidaklah seorang muslim memanjatkan do’a pada Allah berkaitan dengan dunia dan akhiratnya bertepatan dengan waktu tersebut melainkan Allah akan memberikan apa yang ia minta. Hal ini berlaku setiap malamnya.” (HR. Muslim no. 757)

Bahkan di sepertiga malam akhir, Allah ta’ala turun ke langit dunia untuk mendengarkan do’a hamba-hambanya yang mau tahjjud. Rasulullallah sallallahu alaihi wasallam sebutkan dalam hadist ;
يَتَنَزَّلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ يَقُولُ مَنْ يَدْعُونِى فَأَسْتَجِيبَ لَهُ ، مَنْ يَسْأَلُنِى فَأُعْطِيَهُ ، وَمَنْ يَسْتَغْفِرُنِى فَأَغْفِرَ لَهُ
“Rabb kita tabaroka wa ta’ala turun setiap malam ke langit dunia hingga tersisa sepertiga malam terakhir, lalu Dia berkata: ‘Siapa yang berdoa pada-Ku, aku akan memperkenankan doanya. Siapa yang meminta pada-Ku, pasti akan Kuberi. Dan siapa yang meminta ampun pada-Ku, pasti akan Kuampuni’.” (HR. Bukhari no. 6321 dan Muslim no. 758).
Fadhilah qiyamul lail
Pada saat seseorang menggelar sajadah untuk menunaikan shalat tahajud, ia berada dalam kondisi layaknya orang yang melakukan meditasi dan relaksasi. Tahajjud juga sebagai obat hati dari berbagai penyakit-penyakit yang menjangkiti. Sebab shalat sunah yang ditunaikan di keheningan malam, akan mengantarkan orang yang menunaikannya menjadi lebih dekat dengan Allah ta’ala. Hati yang dekat dengan Allah adalah hati yang damai dan tenang.
orang yang rindu tahajud adalah orang yang mempunyai kadar keikhlasan lebih. Ia rela untuk menghentikan kelelapan tidurnya dan bersimpuh pada sang khalik. Alquran memuji mereka dengan menyebutnya sebagai orang-orang yang menjauhkan lambungnya dari tempat peraduan.
تَتَجَافَىٰ جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَطَمَعًا وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ
Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya dan mereka selalu berdoa kepada Rabbnya dengan penuh rasa takut dan harap, serta mereka menafkahkan apa apa rezeki yang Kami berikan.
(QS: As-Sajdah Ayat: 16)
Ada beberapa fadhilah atau keutamaan dari perintah qiyamul lail yang disebutkan dalam ayat-ayat serta hadist Rasulullah sallallahu alaihi wasallam. Semuanya memberikan motifasi pada kita agar kita bersemangat dala melakukannya. Diantara fadhilah-fadhilah tersebut ;
Pertama, menjadi shalat yang paling afdhal setelah shalat wajib. Rasulullah sallallahu alaihi wasallam bersabda ;
أَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الصَّلاَةِ الْمَكْتُوبَةِ الصَّلاَةُ فِى جَوْفِ اللَّيْلِ
Shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam (HR. Muslim).
Dalam hadist yang lain beliau juga bersabda ;
أَحَبُّ الصَّلَاةِ إِلَى اللَّهِ صَلَاةُ دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلَام وَأَحَبُّ الصِّيَامِ إِلَى اللَّهِ صِيَامُ دَاوُدَ وَكَانَ يَنَامُ نِصْفَ اللَّيْلِ وَيَقُومُ ثُلُثَهُ وَيَنَامُ سُدُسَهُ وَيَصُومُ يَوْمًا وَيُفْطِرُ يَوْمًا
Shalat yang paling dicintai Allah adalah shalatnya nabi Daud, dan puasa yang paling dicintai oleh allah adalah puasanya nabi Daud, beliau tidur separuh malam, bangung sepertiganya, tidur seperenamnya, dan berpuasa satu dan tidak berpuasa satu hari. (muttafaq alaih).
Maka sangat disayangkan jika seorang muslim tidak memburu qiyamul lail yang mulia tersebut. Menghabiskan waktu malam dengan begadang hingga larut. Atau membiarkan malam berlalu dengan tidur hingga pagi. Sementara sebuah ibadah sunnah yang paling afdhol ia tinggalkan. Padahal dalam urusan dunia, seseorang amat menyesal jika kesempatan untuk mendapatkan keuntungan lewat begitu saja.
Kedua, Menaikkan Derajat di Surga. Ahli qiyamul lail tidak hanya masuk ke dalam surga. Mereka akan mendapatkan kamar-kamar yang istimewa. Derajat ini disediakan bagi orang yang melaksanakan qiyamul lail.
إِنَّ فِي الْجَنَّةِ غُرَفًا يَرَى ظَاهِرُهَا مِنْ بَاطِنِهَا , وَبَاطِنُهَا مِنْ ظَاهِرِهَا ، أَعَدَّهَا اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ لِمَنْ أَطْعَمَ الطَّعَامَ ، وَأَدَامَ الصِّيَامَ ، وَصَلَّى بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ
Sesungguhnya di surga terdapat kamar-kamar yang luarnya terlihat dari dalamnya dan dalamnya terlihat dari luarnya, Allah sediakan untuk orang yang memberi makan, berkata lemah lembut, melanjutkan puasa, menebar salam, dan shalat malam pada saat orang lain sedang tidur. (HR. Baihaqi, dishahihkan Al-Albani).
Banyak orang memburu dan membangun rumah mereka di dunia. Tetapi banyak diantara manusia yang tidak memburu istananya di akhirat. Dikumpulkannya uang sedikit demi sedikit di dunia untuk membangun sebuah istana. Sementara ia tidak berusaha bermal dengan sungguh-sungguh untuk mendapatkan tingkatan mulia di jannah sana. Maka bersemangatlah untuk mendapatkan rumah yang indah dan kamar yang indah pula dengan qiyamul lail.
Ketiga, Banyaknya ayat Al-Qur’an yang dibaca ketika qiyamul lail menjadi penentu derajat seseorang di sisi Allah
Semakin lama atau panjang shalat seseorang, yakni dengan memperlama berdiri karena panjangnya ayat yang dibaca, semakin tinggi derajat seseorang di sisi Allah. Sebagaimana sabda Rasulullah sallallahu alaihi wasallam :
مَنْ قَامَ بِعَشْرِ آيَاتٍ لَمْ يُكْتَبْ مِنَ الْغَافِلِينَ وَمَنْ قَامَ بِمِائَةِ آيَةٍ كُتِبَ مِنَ الْقَانِتِينَ وَمَنْ قَامَ بِأَلْفِ آيَةٍ كُتِبَ مِنَ الْمُقَنْطَرِينَ
Barangsiapa yang shalat (malam) dengan membaca sepuluh ayat maka tidak dicatat sebagai orang yang lalai. Barangsiapa yang shalat dengan membaca seratus ayat maka dicatat sebagai orang yang taat. Barangsiapa yang shalat dengan membaca seribu ayat maka dicatat sebagai muqanthirin (orang yang dapat pahala sebesar satu qinthar). (HR. Abu Dawud, dishahihkan oleh Al-Albani)
Hafalan seseorang terhadap al qur’an sangatlah berpengaruh terhadap bacaannya saat melaksanakan qiyamul lail. Jika halannya lemah, ia akan melaksanakan shalat malam dengan sangat cepat hanya untuk memburu rakaat-rakaat qiyamul lail. Sehingga kenikmatan berlama-lama pada bacaan qiyamul lail tidak akan ia dapatkan.
Sebaliknya, jika hafalan seseorang banyak, ia akan mampu meresapi bacaan-bacaan yang panjang dalam shalat malamnya. Ia usahakan untuk menangis saat membaca ayat-ayat yang berkenaan dengan ancaman. Ia akan merasakan sebuah kenikmatan yang luar bisa. Sebuah kenikmatan yang tidak dapat ceritakan kecuali orang-orang yang merasakannya.
Bacaan yang panjang dan ia resapi setiap ayatnya, akan menjadikan hati kita lunak dan mudah menerima kebenaran. Sebaliknya, hati yang tidak pernah ditundukkan dengan shalat malam akan menjadikan keras dan sulit menerima petunjuk.
Keempat, Sarana terbaik bagi seorang hamba untuk mendekat diri kepada Rabnya.
jika seseorang senantiasa menjaga shalat malam serta membiasakannya, maka dia ia telah menguatkan hubungannya dengan Allah ta,ala. Jika ia meminta kemudahan dalamrizkinya, memohon ampun atas dosanya, dan menginginkan keistiqamahan, pastilah Allah akan memberinya. Semuanya dikarenakan keagungan qiyamul lail.
Rasulullah sallallahu alaihi wasssllam bersabda ;
عَلَيْكُمْ بِقِيَامِ اللَّيْلِ فَإِنَّهُ دَأْبُ الصَّالِحِينَ قَبْلَكُمْ وَهُوَ قُرْبَةٌ إِلَى رَبِّكُمْ وَمَكْفَرَةٌ لِلسَّيِّئَاتِ وَمَنْهَاةٌ لِلإِثْمِ “Lakukanlah shalat lail karena shalat tersebut merupakan kebiasaan orang sholih sebelum kalian. Shalat tersebut akan lebih mendekatkan diri kalian pada Rabb kalian dan juga akan menghapuskan dosa dan menjauhkan dari maksiat.” (HR. Hakim 1: 308, ia berkata sesuai syarat Bukhari).
Bahkan Allah ta’ala sanagt senang kepada suami istri yang saling bekerjasama untuk bisa bangun malam. Allah akan jadikan keluarganya menjadi keluarga yang dicintai dan mendapatkan ketentraman hidup. Rasulullah bersabda ;
رَحِمَ اللَّهُ رَجُلًا قَامَ مِنْ اللَّيْلِ فَصَلَّى وَأَيْقَظَ امْرَأَتَهُ فَإِنْ أَبَتْ نَضَحَ فِي وَجْهِهَا الْمَاءَ رَحِمَ اللَّهُ امْرَأَةً قَامَتْ مِنْ اللَّيْلِ فَصَلَّتْ وَأَيْقَظَتْ زَوْجَهَا فَإِنْ أَبَى نَضَحَتْ فِي وَجْهِهِ الْمَاءَ
“Allah merahmati seseorang yang bangun malam kemudian shalat lalu membangunkan isterinya, apabila isterinya menolak, dia akan memercikkan air ke mukanya. Dan Allah merahmati seorang isteri yang bangun malam lalu shalat, kemudian dia membangunkan suaminya, apabila suaminya enggan, maka isterinya akan memercikkan air ke muka suaminya.” (HR. Abu Daud no. 1113, An-Nasai no. 1592, dan Ibnu Majah no. 1326).
Sudahkah kita memprogramkan untuk kita dan keluarga shalat qiyamul lail ?. jika belum, mari kita mulai menghidupkan malam dengan qiyamul lail agar seluruh permasalahan dimudahkan, seluruh permintaan dikabulkan dan agar kenikmatan dunia dan akhirat bisa kita raih.