|
Recommended : nahimunkar.com
Ubay
bin Ka’ab berkata bahwa orang Yahudi dan Nasrani bertanya kepada Rasulullah :
“Apakah Allah Ta’ala adalah Tuhan yang menciptakan makhluk? Lalu, siapakah yang
menciptakan Allah Ta’ala? Begitulah pertanyaan dan sikap orang Yahudi dan
Nasrani itu.
Selanjutnya, Ikrimah berkata, “Ketika kaum Yahudi berkata,
“Kami menyembah Uzair anak Allah, dan kaum Nasrani berkata, “Kami menyembah Isa
al-Masih anak Allah, serta kaum Majusi berkata, “Kami menyembah matahari dan
rembulan”, dan orang-oran Musyrik berkata, “Kami menyembah barhala”.
Kemudian
Rasulullah Shallahu alaihi wassalam, membacakan surah al-Ikhlas:
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ (١)اللَّهُ
الصَّمَدُ (٢)لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ (٣)وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ
(٤)
1.
Katakanlah: “Dia-lah Allah, yang Maha Esa.
2. Allah adalah
Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
3.
Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,
4.
dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.” (QS : al-Ikhlas : 1-4).
Minggu, 25 Desember, media massa, telivisi, radio, surat
kabar, majalah, “mengayu bagyo” (merayakan) Natal, yang
sangat luar biasa. Telivisi menyajikan liputan langsung upacara
misa kebaktian di gereja-gereja, dan membuat laporan pandangan mata
(reportase), yang sangat begitu massive.
Acara kemusyrikan itu, dapat dilihat dan dinikmati serta
menjadi santapan seluruh bangsa Indonesia. Dengan begitu kaum Musyrikin dengan
sangat sukses menanamkan nilai-nilai kemusyrikan ke dalam batin (hati),
pikiran, dan akan menjadi perilaku bangsa Indonesia, yang mayoritas beragama
Islam.
Bahkan, kegiatan Natal itu, sekarang berlangsung bukan hanya
di gereja-gereja, tetapi berlangsung di sekolah-sekolah umum, yang bukan milik
orang Kristen, mulai dari SD, SMP, dan SMU. Di sebuah sekolah SD di Cijantung,
jelas-jelas memasang spanduk, tentang kegiatan berlangsungnya acara Natal, di
sekolah itu.
Bumi Indonesia ini, dimana sebagian besar penduduknya “konon” mayoritas
Muslim, tetapi ridha dengan berbagai kemusyrikan yang massive, membiarkan
segala bentuk kemusyrikan, yang termasuk melakukan perbuatan (amal), yang
sangat dimurkai oleh Allah Ta’ala.
Tidak ada yang menolak, dan menentangnya, serta bahkan ada
tokoh partai Islam, yang mengucapkan selamat “Natal”, melalui spanduk
besar-besar, dan ada pula tokoh partai Islam membuat parcel, yang
dibagi-bagikan kepada masyarakat, ketika menyambut Natal.
Betapa Allah Rabbul Alamin sangat murka, dan sangat marah
terhadap berlangsungnya kemusyrikan itu. Mengatakan, menegaskan, mengikhlaskan,
dan ridha bahwa Allah Rabbul alamin mempunyai anak, dan ada makhluk selain-Nya,
yang mereka jadikan sesembahan. Betapa mengundang kemurkaan Allah Rabbul Alamin
itu, seperti firman-Nya :
وَقَالُوا اتَّخَذَ الرَّحْمَنُ
وَلَدًا (٨٨)لَقَدْ جِئْتُمْ شَيْئًا إِدًّا (٨٩)تَكَادُ السَّمَاوَاتُ
يَتَفَطَّرْنَ مِنْهُ وَتَنْشَقُّ الأرْضُ وَتَخِرُّ الْجِبَالُ هَدًّا (٩٠)أَنْ
دَعَوْا لِلرَّحْمَنِ وَلَدًا (٩١)وَمَا يَنْبَغِي لِلرَّحْمَنِ أَنْ يَتَّخِذَ
وَلَدًا (٩٢)إِنْ كُلُّ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ إِلا آتِي الرَّحْمَنِ
عَبْدًا (٩٣)
88.
Dan mereka berkata: “Tuhan yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak”.
89. Sesungguhnya
kamu telah mendatangkan sesuatu perkara yang sangat mungkar,
90.
Hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu, dan bumi belah, dan gunung-gunung
runtuh,
91.
karena mereka menda’wakan Allah yang Maha Pemurah mempunyai anak.
92.
dan tidak layak bagi Tuhan yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak.
93.
Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi, kecuali akan datang kepada Tuhan
yang Maha Pemurah selaku seorang hamba.
(QS : Maryam :88-93)
Pangkal kesesatan dan kemusyrikan berlangsung di Indonesia,
bukan dicegah dan diberhentikan, tetapi sebaliknya mendapatkan liputan dan
dilaporkan secara massive, melalui seluruh media yang ada.
Bagaimana kemurkaan Allah Azza Wa Jalla, ketika ada yang
mengatakan bahwa Allah Ta’ala mempunyai anak, digambarkan hampir saja langit
pecah, dan bumi terbelah, dan gunung-gunung runtuh. Akibat kemungkaran yang
maha dahsyat itu. Semua masyarakat larut dalam kemungkaran. Tidak ada yang
melakukan nahi munkar, dan membenarkan semua kemusyrikan itu berlangsung, dan
mengotori kehidupan kaum Muslimin di seluruh Indonesia.
Ingat Allah Rabbul ‘Alamin telah menimpakan bencana yang
sangat dahsyat, di Aceh dengan tsunami, di mana saat sekelompok polisi dan
tentara yang merayakan Natal di pantai Aceh, yang dekat makam seorang tokoh
ulama Islam. Saat itulah azab ditimpakan.
Mayat-mayat bergelimpangan dan tampak dalam foto ini belum
dikubur setelah peristiwa bencana tsunami di Aceh 26 Desember 2004. Gempa bumi
dan tsunami yang terjadi di Aceh menyebabkan lebih dari 225.000 kematian. Foto:
jordi920
Seperti halnya sekarang kemusyrikan sudah begitu luar biasa
mengharu-biru kehidupan rakyat Indonesia, disokong, dibela, dan ditegakkan
sebagian besar golongan di Indonesia, tanpa ada yang melakukan nahi munkar.
Saat akan datangnya azab Allah Rabbul ‘Alamin. Wallahu a’lam.
Sumber: ERAMUSLIM > EDITORIAL
http://www.eramuslim.com/editorial/merayakan-kemusryikan.htm
Foto: archive.kaskus.us
Tidak ada komentar:
Posting Komentar